Senin, 03 Mei 2010

Pengklaiman Seni dan Budaya Indonesia oleh malaysia (IBD)

Tari Pendet merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di pura. Pendet merupakan pernyataan dari sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara. Tidak seperti halnya tarian -tarian pertunjukkan yang memerlukan pelatihan intensif,
 Pendet dapat ditarikan oleh semua orang, pemangkus pria dan wanita, kaum wanita dan gadis desa. Tarian ini merupakan sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara Tari Pendet dibawakan secara berkelompok atau berpasangan, ditampilkan setelah tari Rejang di halaman pura. Biasanya penari menghadap ke arah suci (pelinggih) mengenakan pakaian upacara dan masing-masing penari membawa sangku, kendi, cawan dan perlengkapan sesajen lainnya di Bali.

(Sejarawan Sumatera Barat Prof Dr Gusti Asnan) menyatakan sikap Malaysia yang selalu mengklaim berbagai kebudayaan yang berasal dari Indonesia sebagai miliknya, hanya karena mereka sedang mencari identitas dirinya. “Malaysia kini gamang melihat masa depannya. Hal itu terungkap sesuai penuturan sejumlah mahasiswa asal Malaysia yang tidak pernah mendengar cerita rakyat asal negaranya sebagai sebuah sejarah,”
Karena terkait atas sikap Malaysia yang telah beberapa kali membuat marah rakyat Indonesia karena negara itu mengklaim kesenian dan hasil budaya Indonesia, antara lain Reog Ponorogo, sebagai miliknya.
Selain itu iklan pariwisata negara Jiran itu juga menampilkan tarian Pendet asal Indonesia, peristiwa yang paling akhir menjadi kontroversi antara Indonesia dan Malaysia. Namun Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta membantah bahwa negaranya mengklaim tari Pendet. Secara umum telah banyak kebudayaan Indonesia yang diklaim Malaysia, akan tetapi secara keilmuan tidak ada jaminannya. “Pada sisi lain `perampokan` budaya yang dilakukan Malasyia ternyata telah membangkitkan seluruh bangsa Indonesia dan menjadi bersatu,”
Ketika tarian Pendet dicuri akibatnya semua suku di negeri ini apakah itu dari Maluku, Sulawesi, Irian Jaya, Minang maupun Jawa sendiri menjadi marah. Aksi timbal balik tersebut juga ternyata telah mampu `menyetrum` pemerintah yang seharusnya bisa menjaga budaya itu.
Selama ini keseriusan pemerintah dalam melakukan inventarisasi, penjagaan dan pelestarian budaya masih rendah sehingga prilaku negara jiran itu diyakini telah mampu membangkitkan semangat bangsa ini.
Sementara itu minimnya pengetahuan rakyat Malaysia terhadap sejarah negara mereka dibuktikan dari 40 mahasiswa asal negara jiran itu yang mengaku hanya sedikit dari mereka yang mengenal budayanya. Akan tetapi ketika datang ke Indonesia mereka justru tertarik mempelajari budaya Indonesia hingga sering diputar ulang. Semua itu karena mereka menganggap Indonesia sebagai satu rumpum Melayu dengan Malaysia,”
Masalah seni dan budaya adalah masalah yang hampir selalu menjadi penyebab rusaknya hubungan antara negara kita dengan negara tetangga kita MALAYSIA.  akar  permasalahan pengklaiman yang dilakukan Malaysia terhadap budaya dan seni Indonesia masih belum begitu jelas.
Begitu banyak kebudayaan Negara kita yang telah diklaim oleh Malaysia tanpa persetujuan dari negara kita, contohnya :
• Lagu Rasa Sayang Sayange dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
• Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
• Lagu Soleram dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
• Lagu Injit-injit Semut dari Jambi oleh Pemerintah Malaysia
• Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
• Tari Piring dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
• Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
• Motif Batik Parang dari Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia
• Kain Ulos oleh Malaysia
• Alat Musik Angklung oleh Pemerintah Malaysia
• Tari Pendet dari Bali oleh Pemerintah Malaysia

Kementerian Pelancongan Malaysia membantah menampilkan Tari Pendet dalam iklan promosi pariwisata mereka (Widyarka Ryananto, staf fungsi penerangan dan sosial budaya KBRI di Kuala Lumpur)
Kementerian Pelancongan Malaysia telah menyatakan dalam iklan pariwisata mereka Visit Malaysia tidak ada Tari Pendet, (Widyarka). Tari Pendet, lanjut Widyarka, muncul dalam iklan promosi program (teaser) Discovery Channel berjudul Enigmatic Malaysia.
Enigmatic Malaysia adalah judul dari enam film dokumenter yang diproduksi oleh sebuah rumah produksi Malaysia bernama KRU Studios Production untuk memperingati kemerdekaan 'Negeri Jiran'. "Itu sebuah PH (production house) Malaysia yang memiliki cabang di Indonesia, Singapura, dan beberapa negara Eropa,"
Enam film dokumenter itu adalah The Malaccan Portugese-Preserving Their Heritage, Bajau Laut-Nomads of the Sea, Keris-the Myth and the Magic, Kellie's Castle-Myth and Mystery, Batik, dan Wau.
pihak KRU Studios Production mengakui memang Tari Pendet ditampilkan dalam salah satu film yang akan ditayangkan oleh Discovery Channel.
Tari pendet itu ilustrasi dalam film Batik. Dalam narasinya jelas-jelas disebutkan tarian itu berasal dari Indonesia," Tetapi setelah terjadi kontroversi, pihak Discovery Channel akan menghentikan penayangan iklan promosi program itu,". Tetapi pihak KBRI akan tetap meneruskan surat protes yang dilayangkan pemerintah Indonesia kepada pemerintah Malaysia.

Opini
Bila dunia internasional telah mengetahui Tari Pendet berasal dari Bali, dengan sendirinya Indonesia dan Bali akan terpromosikan oleh iklan pariwisata Malaysia. Sebaliknya, bila masyarakat internasional belum mengenal Tari Pendet asal Bali, itu merupakan kerugian besar bagi Indonesia dan keuntungan besar bagi Malaysia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

masukkan koment anda